Student Journalism: Nasihat Orang Tua
April lalu saat liburan pondok, saya pulang ke rumah di Kasak, Krian, Sidoarjo. Sebelum balik, ibuku, Kasiati, menasehati agar rajin belajar.
’’Nak, di pondok belajar yang rajin ya... Jangan mengecewakan ibu dan ayah yang ada di sini. Kasihan ayahmu yang selalu bersemangat membiayaimu. Percayalah Nak, dibalik semangat ayahmu yang kau lihat, dalam hatinya juga menaruh harapan besar padamu sebagai anak pertama,’’ tuturnya.
Wajah beliau menunjukkan menaruh harapan besar padaku, agar menjadi anak yang berbakti. Beliau membuka ucapan dengan nada yang lemah lembut.
’’Ayahmu sering lelah karena pekerjaan yang terlalu padat setiap harinya, sampai-sampai waktu istirahatnya berkurang. Ibu sebagai istri tak tega melihat keadaan ayahmu yang selalu lelah setiap pulang kerja,’’ tambahnya.
Aku terenung meresapi kata-kata ibuku. Beberapa detik berlalu, ibuku menegaskan lagi kepadaku.
’’Kamu jadilah anak yang selalu berbakti pada orang tua. Agar kamu kedepannya tidak sulit, karena sudah banyak contoh yang mengajarkan kita untuk berbakti pada orang tua. Sampai-sampai berbakti kepada orang tua itu hukumnya wajib,’’ urainya.
Ibu juga memotivasi agar semangat belajar.
Baca Juga: Student Journalism: Keajaiban Hauqalah
’’Tingkatkan terus belajarmu. Kamu anak pintar, kamu bisa, Nak. Semangat, ada orang tua yang harus kamu bahagiakan!’’ tegasnya.
Seketika itu, tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba setetes air mata terjatuh karena terharu mendengarkan nasihat ibu yang sangat berarti bagiku.
Pesannya sederhana, tapi itu adalah bukti sayangnya padaku.
Dan aku bersyukur mempunyai ibu sepertinya, karena selalu memberikan contoh yang terbaik bagi anak-anaknya.
Oleh: Zahwa Alifatul Athaya, kelas 10 Akuntansi SMK Unggulan NU Mojoagung, Jombang
